hasil evaluasi USG pasca operasi usus buntu

Pengalaman Infeksi Pasca Operasi Usus Buntu

Berlanjut dari sebelumnya di pengalaman operasi usus buntu, yang ternyata tidak berjalan mulus, apesnya gw mengalami infeksi pasca operasi buntu, akhirnya masih bedrest dirumah dan belum bisa kuliah.

Keluhan pasca operasi usus buntu

Setelah diizinkan pulang, bukan berarti masalah selesai, gw tetap dalam pengawasan. Masalah yang tersisa yakni suhu badan yang masih demam, sekitar 38 derajat celsius, menandakan kalau masih ada masalah di bagian bekas operasi. Normalnya, seminggu pasca operasi sudah sembuh total. Tapi ini ? di daerah bekas operasi masih ada sedikit bengkak.

Kondisi gw pada saat ini adalah:

  • Konsultasi ke dokter seminggu sekali.
  • Dokter bedah bilang, ada resiko 1 dari 10 orang yang melakukan operasi terkena infeksi. Ya, gw adalah satu orang itu.
  • Beruntungnya, infeksi pasca operasi usus buntu gw terjadi pada kulit luar, bukan bagian dalam dari usus buntu yang baru dipotong.
  • Setiap hari harus sering mencuci daerah bekas operasi dengan betadine atau rivanol.

Menangani infeksi pasca operasi usus buntu di rumah

Selama sebulan itulah, mimpi buruk masih terus berlanjut. Setiap hari harus menekan bagian bekas operasi itu (ya betul, di pencet, ngilu rasanya) untuk mengeluarkan nanah yang berwarna kekuningan dan sangat bau sebagai hasil pertempuran sel darah putih dengan bakteri penyebab infeksi, sambil mencuci area infeksi dengan rivanol dan mengganti perban.

Dokter bedah gw pada saat ini me”lubangi” bagian bekas operasi yang tadinya hampir tertutup. Demi mengeluarkan nanah yang terkumpul di balik kulit. Dan ya, setiap kali nanah berhasil dikeluarkan, suhu badan gw turun normal menjadi sekitar 36 derajat celsius. Biarpun begitu, infeksi masih tetap terjadi, nanah masih terus keluar.

Nah di lubang itu semestinya gw menuangkan lebih banyak rivanol agar benar-benar bersih dari infeksi. Tapi sepertinya gw kurang banyak menuangnya, sehingga yang terjadi kemudian adalah:

Operasi, lagi

Di akhir bulan, gw kembali mengunjungi dokter, dengan demam yang tak kunjung reda dan bekas lubang sudah menutup dan msih sedikit bengkak, apa kata dokter ?

“Wah nggak bagus ini, operasi lagi ya.”

Speechless, ya karena tidak ada jalan lain. harus menuruti perintah dokter, sekalian jadi pengalaman operasi gw yang ke-2.

Kabar baiknya, ini bukan operasi besar, alias minor. Gw dibawa ke ruang operasi di UGD, lebih kecil dibanding kamar operasi utama.

Takut? Sama sekali tidak, karena lagi-lagi, nggak ada pilihan lain. Lagipula sebelumnya uda pernah operasi, jadi ya biasa saja.

Setelah dibius lokal dan efeknya bekerja, dokter mulai menyayat bagian yang bermasalah itu. Gw nggak berani lihat. Tapi yang jelas, setelah dibuka, berkali-kali dokter mem”bejek” (seperti dipijit-pijit rasanya) bagian itu. Gak mau ngebayangin kalau nggak pake obat bius, yang ada pingsan duluan kesakitan. Kurang lebih, gw inget betul, dokter menghabiskan 2 botol betadine. Untuk membersihkan bagian dalam kulit yang infeksi itu.

Setelah selesai dijahit kembali, gw langsung dibolehin pulang sama dokter. Dianter saudara pulang kerumah. Dan langsung istirahat di kamar.

Finale

Alhamdulillah, setelah operasi minor, suhu badan gw turun, tandanya sudah tidak ada infeksi lagi. Biarpun akhirnya dijahit lagi, dan seminggu harus balik lagi untuk melepas jahitan, minimal udah nggak ada lagi acara “pencet-pencet” ngeluarin nanah. Dan kali ini benar-benar menuju 100% recovery.

Phew, itulah pengalaman operasi usus buntu gw. Dimana normalnya hanya butuh 1 minggu, ini sampe 1 bulan baru sembuh. Cuma gara-gara infeksi di kulit luar, tapi bisa berujung di meja operasi (lagi).

biaya-biaya operasi usus buntu
Biaya operasi usus buntu itu mengerikan, sayangnya gw belum punya asuransi pada waktu itu.

Biaya yang dikeluarkan ? Bokap jual mobil, cukup untuk nutupin biaya operasi dan perawatan. Sisanya buat nerusin kuliah gw.

In the end, gw tetap bersyukur kepada yang maha kuasa. Karena hingga sekarang, tidak ada lagi masalah di seputar usus buntu. Yang tersisa hanyalah keloid, bekas luka khas bedah yang gk bakal hilang. Kecuali kalau gw operasi plastik.

14 pemikiran pada “Pengalaman Infeksi Pasca Operasi Usus Buntu”

    • Baiknya hubungi dokter bedahnya mas 😀
      Kalau saya dulu emang sengaja di”lubangi” untuk ngebuang nanah yang ada dikulit dalam, sambil dibilas pakai rivanol / betadine untuk ngebersihin infeksinya.

      Balas
  1. Saya juga keluar nanah pas kontrol seminggu pasca operasi. Pake acara di pencet” juga biar nanahnya keluar dan bersih, nyeri, perih dan kaku perutnya.
    ( saya malah ga pake bius pas acara pencet” perut) itu 1×2 hari sekali tiap ganti perban ke igd . Rasanya mpe kliyengan, bekas operasi kayak di buat mainan 😀

    Balas
  2. Apakah abang sempat diberi tampon dibagian luka yg lubang itu? Saya juga sudah 2 minggu masih keluar nanah dari jaringan lemak yg susah nutup.

    Balas
    • Seinget saya dulu ya, di bagian ujung jahitan ada lubang buat nanah keluar, nah bagian lubang ini yang harusnya rajin diberi rivanol/betadine.

      Balas

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.