3 Tahun yang lalu, pada tahun 2015 tepatnya, gw sama teman-teman kantor piknik ke pantai Ujung Genteng, cuma ber 6 sih, naik Xenia AT punya teman. Targetnya satu, sunset di pantai.
Persiapan piknik
Hari sabtu subuh kumpul di rumah teman, masing-masing bawa perlengkapan dan bekal selama di perjalanan. Maklum, perjalanan bakal panjang, dan seharian kita bisa di mobil.
Sekitar jam 06.00 pagi pun kita berangkat, melewati tol Jagorawi, itupun sudah disambut macet, wajar banyak yang ke luar kota di akhir pekan. Kita singgah dulu di rest area.
Lewat jalan pintas, malah ancur aspalnya, no signal pula
Kita percaya dengan tuntunan Waze, saking percayanya, kita coba melewati shortcut, gw agak lupa, kalau menurut Google, nama jalannya Cidadap – Warung Kiarara. Sekitar 1km awalnya, jalanannya bagus, tapi setelahnya, medan berganti jadi tanah dan gravel. Alhasil jalan jadi lambat, cuma 5km/jam demi menjaga agar ban tidak pecah atau suspensi tidak jebol.
Sinyal juga hilang, GPS untungnya masih menyala. Sempat mikir untuk putar balik, tapi sudah terlanjur terlalu jauh didalam akhirnya kita putuskan jalani saja terus.
Tapi ada sisi positifnya juga, kita dapat satu spot pemandangan, di atas bukit melihat lembah yang, kering, pohon yang ada cuma kebun singkong yang kurang terurus. At least, sesuatu.
Curug Cikaso, di musim kemarau
Singkat cerita, tibalah di persimpangan menuju Pelabuhan Ratu, memang searah, kalau Pelabuhan Ratu mengarah ke Barat, maka Ujung Genteng mengarah ke Selatan.
Sebelum ke Pelabuhan Ratu, kita mau singgah dulu di Cikaso, tempatnya ? Tidak ada yang tahu, berbekal Waze pun, arah lokasinya tidak betul-betul tepat dan meragukan. Karena gw pakai Lumia 1020, nggak ada Google Maps. Akhirnya pakai “GPS” alias Guidance Penduduk Setempat.
Benar saja, arahnya berbeda dengan yang di peta, untungnya arah petunjuknya benar. Setelah sampai, sepi banget, mobil yang ada cuma mobil kita doang, nggak ada pengunjung lain.
Lalu kita nyewa kapal kayu kecil, lupa berapaan. Ber 7 sama nahkodanya menuju lokasi air terjun. Suasana sangat tenang dan sepi.
Benar saja, cuaca cerah seharian, pengunjung sepi, KARENA LAGI MUSIM KEMARAU. Air terjunnya kering kerontang, nggak ada air yang terjun. Pantas saja sepi.
Apa boleh buat, pengalaman di cikaso ini kurang puas, karena berkunjung pada musim yang salah.
Tiba di Ujung Genteng
Memendam kekecewaan, kita lanjut lagi ke Selatan, perjalanan masih jauh. Sepanjang perjalanan juga pemandangan kiri kanannya hanya kebun, dan sesekali rumah warga. Biarpun begitu, Ind*maret sama Alf*maret cukup sering kita temui.
Jarang juga kita melihat lampu penerangan jalan, tapi karena masih siang, jadi gak perlu khawatir.
Sekitar beberapa km sebelum ke bibir pantai, ada pos pemeriksaan, intinya ya bayar, maklum tempat wisata.
Singkat cerita, sampai juga di pantai, waktu sudah jam 17.00 sore, ada mushalla, sempatkan diri bermunajat karena bersyukur kita sampai dengan selamat, tanpa ada masalah.
Perjalanan Pulang
Pulang ke Jakarta ? Tidak, ketempat teman yang punya villa di Sukabumi. Sebelum berangkat kita Maghrib dulu di mushalla. Perjalanan bakal panjang, dan lebih menantang, karena malam sudah tiba.
Benar saja, pantai ini hampir tanpa penerangan, hanya berbekal lampu mobil, hampir ketemu jalan buntu di tembok, karena jalannya pasir dan kita tidak tahu yang mana jalanan. Tapi akhirnya ketemu juga jalan aspal.
Bila tadi siang kita tidak khawatir karena terang, beda dengan sekarang. Jalan berkelok, tidak ada lampu penerangan, jalanan benar-benar butuh konsentrasi. salah-salah bisa masuk jurang.
Sekitar jam 23.00, kita tiba di pinggiran kota Sukabumi, karena lapar, kita melipir dulu ke restoran kecil. Pesan ayam goreng, lalapan, sambal, makanan khas Sunda. Beres makan, lanjut perjalanan.
Gw ingat waktu itu Sukabumi lagi banyak perbaikan jalan, alhasil banyak jalanan yang ditutup sebelah, dan jalan hancur pun kembali menghiasi perjalanan ini.
Vila
Jam 00.00 pun tiba di vila, disambut orang tua teman. Dan karena sudah ngantuk berat, mandi terus langsung tidur.
Keesokan harinya, karena masih capek, apalagi yang nyetir, bangunnya kesiangan semua, sambil enjoy udara segar, dan melepas penat di ibukota, kita bersantai di vila teman yang ada kebunnya ini, sekilas mengingatkan gw pada vila keluarga di Goalpara, yang kini sudah dijual, sedih memang.
Sekian cerita pengalaman gw di Ujung Genteng bersama teman-teman Transcosmos Indonesia, perjalanan yang menyenangkan dan menyegarkan. Berhubung besoknya Senin, kita sudah harus berkemas dan jalan menuju Jakarta pada jam 14.00 agar sampai rumah tidak kemalaman.