12 jam gw naik Bus malam Willer Express, berangkat dari Ikebukuro di Tokyo, paginya tiba di pemberhentian terakhir Universal Studio Japan di Osaka.
Tiba di Universal Studio Japan, cuaca cerah
Gw beruntung tiba di Universal Studio Japan dengan cuaca yang cerah tanpa mendung sama sekali. Biarpun matahari menyengat, tetap saja udaranya sejuk.
Tugas pertama gw adalah mengamankan loker untuk menyimpan koper gw, harga sewanya 700 yen untuk loker yang paling besar. Sekalian ganti baju, tanpa mandi, untung udaranya sejuk jadi tidak keringetan.
Wizarding World of Harry Potter di Universal Studio Japan
Area yang pertama kali Kami kunjungi adalah Wizarding World of Harry Potter. 60 menit dihabiskan hanya untuk menunggu antriannya yang sudah mengular. Padahal ini hari biasa, bukan weekend.
Harry Potter and the Forbidden Journey™
Di dalam studio Harry Potter ini wahana yang gw coba adalah Harry Potter and the Forbidden Journey. Pada dasarnya ini roller coaster, tapi kursinya menghadap ke samping, dan di dalam nanti bangkunya bakal digoyang-goyangkan mengikuti irama film yang tampil di layar. Kita bakal berasa naik sapu terbang!
Tidak, tak perlu kacamata 3D, ataupun VR glass. Filmnya menyatu dengan baik, lengkap dengan efek panas, dingin, dan semburan air hangat yang mensimulasikan dragon breath tepat di muka. Siap-siap mengelap kacamata setelah turun dari kursi.
Three Broomsticks
Jangan lupa minum Butterbeer, minuman non-alkohol yang manis dan tidak memabukkan. Harganya 600 Yen. Sekalian dapat gelasnya yang unik.
Karena belom sarapan, dan tidak berharap ada yang namanya Family Mart atau sejenisnya di USJ, langsung saja makan di restoran sini.
Gw pilih fish and chips karena sudah pasti aman dari buta alias babi. Rasanya ya standar saja, tapi suasananya ala ruang makan di Hogwarts.
Kentang goreng dan ikan berbalut tepung, dan segelas teh manis hangat, total 1750 yen. Kenyang, biarpun penyajian makanannya kurang begitu menarik.
Berikutnya, studio Evangelion di Universal Studio Japan Osaka
Kali ini di studio evangelion mengharuskan pesertanya memakai gear VR, udah gitu ngantrinya 2 jam.
Selagi mengantri, gw memperhatikan para pengunjung lain, cosplayer juga banyak jumlahnya. Tema di USJ di penghujung bulan oktober ini tidak lain adalah Halloween. Makanya banyak yang cosplay, dari hantu sampe tokoh-tokoh anime dan superhero lain.
Gak ngerti apa-apa, dan gw belum pernah nonton Evangelion sebelumnya. Let us just enjoy the ride, shall we?
Pakai VR headset, gak bisa melihat di balik layar
Selama menunggang roller coaster, gw tidak sempat terbesit pikiran melepas VR headsetnya. Tapi yang jelas, kita dibawa meliuk-liuk terbang seperti naik sapu terbang di Harry Potter World. Kita tidak bertarung disini, sama seperti di HP, kita kabur menghindari serangan.
Kencang? Lumayan, seru? Iya! Biarpun dibantu VR headset, tapi pengalamannya sangat imersif. Selain Evangelion, sebenarnya masih banyak studio di USJ yang menawarkan pengalaman serupa, makanya sebenarnya di USJ itu tidak cukup 1 hari!
Parade Universal Studio Japan
Selagi istirahat duduk karena kaki pegal ngantri selama 2 jam, di siang hari ini ada parade USJ. Parade universal studio japan ini ada jadwalnya, dan gw beruntung bisa nonton, kalau apes ya paradenya lewat pas kita lagi ngantri.
Kalau gw perhatikan, yang menari dan nyanyi di atas panggung berjalannya itu banyak orang bule. Mungkin sedang kerja sambilan?
Anyway, selesai parade, Kami berpisah karena gw dan teman gw ingin mencoba jet-coaster paling greget disini, The Flying Dinosaur!
The Flying Dinosaur di Universal Studio Japan Osaka
Bayangkan sedang diculik Pterodactyl lalu dibawa terbang sampai ke sarangnya, lalu menjadi makanan anak-anak Pterodactyl. Ya, di jet coaster ini kita duduk sambil menghadap ke bawah. Aman? Gw percaya dengan Japan engineering, tapi bukan berarti tanpa masalah lho ya, pernah kok ada kasusnya.
Ngantrinya 200 menit pas gw kesini. 180 menit bila mengantri di single-line. Gw berdua ambil yang single-line, bedanya kalau yang single ini kemungkinan tidak duduk bareng teman-teman. Tapi tak apa yang penting bisa sedikit memotong waktu nunggu.
Benar saja, antrian single-line jauh lebih pendek dibanding antrian grup. Garis antriannya itu mengular dibelakang tangga, panjangnya keliling lapangan bola(kurang lebih), dan bukan lapangan futsal.
Antrian terlama gw di USJ
The Flying Dinosaur ini menjadi antrian terlama gw di USJ. Dan ini wahana terakhir, karena hari juga sudah mulai gelap. Bisa dibilang, 40% dari waktu yang kita habiskan disini ialah untuk mengantri, wahananya sendiri paling hanya hitungan menit.
Singkat cerita, kita tiba diatas, semua aksesoris dan handphone wajib disimpan di tempat yang sudah disediakan: kacamata, topi, kalung, gelang, kecuali ikat pinggang. Langsung kita naik.
2 menit tak terasa kita dibawa terbang oleh Pterodactyl. Udahannya kepala gw pusing, takut sih tidak terlalu, menghabiskan 20% “nyawa” gw saja. Artinya masih bisa naik 5x lagi, antara kepala gw yang “pecah” duluan atau nyawa gw yang abis duluan.
Mengantri selama berjam-jam menjadi hal yang biasa
Sejujurnya, menunggu antrian bagi gw sebelumnya menjadi hal yang paling menyebalkan. Tapi setelah kesini? Batas kesabaran gw langsung melebar. Ngantri hingga 2-3 jam untuk menikmati wahana yang hanya berlangsung selama 3 menit menjadi hal yang biasa.
At the end of the day, tak terasa sudah malam hari. Sebelum menuju hotel, saudara nitip aksesoris Hogwarts di Harry Potter World, jadinya kembali kesana.
Kami langsung meninggalkan USJ untuk ke hotel di Khaosan World Namba di kota Osaka. Dari USJ masih harus naik kereta beberapa kali.
Selebihnya di perjalanan gw di Jepang selama 9 hari.