Sebelumnya di pengalaman kuliah di binus part 2
Gw tinggal di Kebon Jeruk, dari sini, ada mikrolet M11 yang melewati Indomaret lampu merah Batu Sari, lalu turun di depan kampus Anggrek, atau angkot M24 yang melewati gang Salam, turun di belakang.
Dua pilihan rute angkot
Biasanya kalau gw pergi kuliah, selalu dipusingin antara 2 pilihan ini.
Naik M11 > Rute tercepat, jumlahnya juga lebih banyak, tapi rawan kena macet di lampu merah (garis merah).
Naik M24 > Rute sedikit menjauh, jumlahnya lebih sedikit, tapi hampir tidak ada titik kemacetan, karena di gang anggrek / salam tidak ada lampu merah.
either way, mengenai cepetan mana sampe kampus, maka yang tercepat adalah naik angkot yang udah nungguin gw di depan gang, which is biasanya M11. Tapi di lain waktu gw juga iseng-iseng nyoba M24, harus nunggu dulu lewat, kalau nunggunya lama, uda pasti lebih cepet naik M11, tapi ada resiko kena macet.
Harap maklum ya, tahun 2010-2011 itu belum ada yang namanya Waze atau Google Maps yang dilengkapi traffic. Makanya gw nggak bisa nebak kondisi jalanan di depan binus kayak gimana.
Administrasi berbasis sistem
Ya, mengenai birokrasi kampus, Binus memiliki Binusmaya, semua info tentang mahasiswa ada disini. Pas gw masuk, binusmaya sudah versi 2. Tampilannya beda dengan binusmaya versi 1 yang warnanya kemerahan, versi 2 lebih “binus”, lebih biru.
Mungkin di kampus lain yang kalau ngurus SKS BP3 segala macem mesti harus ngantri di loket-loket, di binus semuanya sudah otomatis. Pembagian SKS juga udah dipaketin dari semester 1 sampai 6. Enaknya, ya gk perlu ada antrian, mahasiswa gak perlu repot. Kelemahannya, jadi nggak bisa bebas mau nentuin ambil matkul apa dan di hari apa.
Satu-satunya yang ngantri adalah Layanan Informasi Mahasiswa alias LIM. Ada kalanya teknologi tidak menunjang atau ada urusan lain yang gak bisa diselesaikan lewat sistem, ya udah pasti ngantri di LIM ini, ambil nomor, duduk manis, tunggu dipanggil.
Gadget yang populer pada jaman ini
Gadget yang populer pada masa ini adalah android versi awal2, versi 2.3.x alias roti jahe. Temen gw ada yang pakai Samsung Galaxy S1, besar, bentuknya kotak, dan tidak lazim pada zamannya. Tapi siapa sangka, malahan ponsel bentuk begini malah jadi booming sampe jaman now.
Gw masih pakai Sony Ericsson K750i, lalu ganti Sony ELM. Masih pake Java, tapi kamera 5MP, termasuk hebat di jamannya.
Semester 2
Semester 2 dan 3 itu gw dan teman-teman masih rajin ke perpustakaan, lalu nemu warnet baru di bawah parkiran Anggrek, namanya Level 1. Dibanding Emporium, yang ini jelas lebih mewah, dan hardwarenya lebih mantep. Mouse Razer Abyssus 1 dengan mouse pad Sphex, buat main CS 1.6 sih sensinya mantap kalbu.
Teman-teman semester 1 berpencar, banyak teman baru, ketemu nerd-nerd baru. Tapi bagi gw, yang paling berkesan dan membekas di pikiran itu teman-teman semester 1. Di semester 2 ini gw gak banyak yang bisa diceritakan.
Semester 3
Semester 3 ini masih belajar dasar-dasar Sistem Informasi, dan hampir semuanya teoritis. Baru berasa sekarang kalau sudah kerja. Tapi di semester ini juga ada peristiwa yang paling berkesan. Ada satu mata kuliah yang gagal dan gw harus mengulangnya, yakni Entrepreneurship.
Kenapa gagal ? Karena pada saat UAS gw tidak masuk ujian mata kuliah ini, karena pencernaan gw bermasalah, bed rest selama sebulan di penghujung semester, pas UASnya, masih belum bisa masuk, akhirnya alpha ujian, nilainya turun jauh. Ya karena nilai UAS proporsinya cukup besar, 50%, jelas critical hit buat nilai Entrepreneurship gw.
Konsekuensinya, harus ditebus di semester 7 nanti. Masih 2 tahun lagi, jadinya ngeganjel terus di pikiran. Sebab kuliah gw di binus ini, bebas dari yang namanya Semester Pendek, sengaja gw gak ambil karena tambah boros. Ada beberapa matkul yang D macem programming, tapi untungnya bukan mata kuliah pokok, jadinya gak gw ulang.
Lanjut di part 4.