Di hari ke 7, kami berencana ke Tokyo Sky Tree di malam harinya. Tokyo Sky Tree adalah menara tertinggi ke-2 di dunia, setelah gedung pencakar langit Burj Khalifa di Dubai.
Jalan kaki dari Asakusa ke Tokyo Sky Tree
Di hari ke 7 ini kami sepakat untuk membagi kelompok jadi dua party. Ini karena teman gw ada yang ketinggalan boneka Digimon dan tasnya yang sangat berharga, di bus! Menuju Fujikawaguchiko 2 hari yang lalu. Makanya dia dan 1 teman lagi pergi ke kantor pusat Keio untuk mengambil barang tersebut. Sebelumnya, sore kemarin pas tiba di stasiun shinjuku kami sudah ke layanan customer care terminal bus untuk konfirmasi, pelayanannya sangat memuaskan, dan kami tidak menyangka kalau tas tersebut tersimpan dengan baik oleh pengelola bus, salut!
Jadinya pagi ini, 2 orang ke kantor Keio, 3 orang ke Tokyo Sky Tree untuk memesan tiket ke lantai atas. Kali ini kami jalan kaki dari Asakusa sampai Tokyo Sky Tree, makan waktu sekitar 30 menit.
Sebelum berangkat, sarapan dulu di Mister Donuts. Selagi makan, kami melihat sekelompok pengemudi go-kart lengkap dengan kostum karakter Mario dkk, jadi ini mario-kart keliling Asakusa. Tapi sayangnya kami tidak sempat menyicipi ini.
Jalan kaki dari Asakusa ke Tokyo Sky Tree melewati jalan yang jarang dilewati orang, atopun wisatawan. Suasana sepi terlihat di sebuah kompleks perumahan. Maklum karena ini hari biasa, kemungkinan besar sedang pada bekerja. Ada juga secara random kami melihat patung mesum, dasar Jepang.
Beli Tiket Tokyo Sky Tree
Sampai di Tokyo Sky Tree, kami mesan tiket. Tapi apesnya, tiket tidak bisa dibeli dari pagi! Alias setelah beli, harus langsung ngantri masuk kedalam. Apa boleh buat, akhirnya kami langsung naik kereta ke Shibuya.
Untuk info lanjut tiketnya bisa mengunjungi situs Tokyo Sky Tree.
Dan harga tiketnya untuk pengunjung dari luar negeri cukup mahal, yakni 3000 Yen (Rp 390.000,- an) untuk lantai 350, sedangkan bila ingin ke lantai 450, bayar 4000 yen (Rp 500.000,- an). Perlu diingat, kurs pada saat gw berangkat itu sekitar 130 yen per 1 rupiah.