gerbang kuil sensoji

Kuil Sensoji, Landmark Khas Asakusa

Di hari pertama, gw tiba di stasiun Asakusa, Tokyo. Disini ada landmark khas Asakusa, yakni kuil Sensoji (金龍山浅草寺 Kinryū-zan Sensō-ji). Gw sempatkan jalan-jalan ke kuil Sensoji ini setelah check-in di hotel Khaosan World Asakusa.

Mengapa Asakusa?

Asakusa adalah daerah di tengah-tengah Tokyo. Otomatis dekat kalau mau kemana-mana. Tapi yang terpenting adalah mudahnya akses balik menuju bandara Narita ataupun ke Haneda (kebetulan pesawat pulang gw dari bandara Narita). Tinggal naik Asakusa Line langsung menuju Narita.

Disini gw menginap di hotel Khaosan World Asakusa. Lokasinya:

Di hotel ini gw hanya menginap satu malam, karena besoknya akan berangkat naik bus malam Willer Express ke Osaka menuju Universal Studio.

khaosan world asakusa
Khaosan World Asakusa Ryokan & Hotel, ini hotel pertama gw di Tokyo.

Selesai menitipkan tas di hotel. Kami mengelilingi Asakusa, sekalian “buka peta” di daerah ini. Kesan pertamanya adalah sejuk, biarpun matahari menyengat. Di musim gugur ini suhu rata-rata siang hari 20 derajat celsius.

Sebelum ke Kuil Sensoji, makan sushi di Asakusa Magurobito

Sejak tiba di bandara pagi ini gw belum sarapan. Karena waktu di bandara kami tertinggal kereta, dan galau begitu melihat rumitnya jaringan kereta Tokyo.

Barulah setelah naro tas di hotel, muncul rasa laparnya. Langsung saja kita cari restoran. Sebenarnya pengen ichiran ramen, tapi karena mengandung babi, gw saran ke teman-teman makan sushi saja (2 dari 5 anggota party kami muslim).

restoran sushi magurobito asakusa
Menu sushi di restoran sushi Maguro Bito Asakusa, menjadi menu pembuka perjalanan hari pertama Kami di Tokyo.

Mencari restoran sushi disini harusnya tidak sulit, karena di konbeni saja ada sushi siap saji. Tapi yang jelas kami ingin makan yang segar hari ini.

Harganya bagaimana? Gw menghabiskan sekitar 1000 yen. Lumayan worth it. Jajanan di sekitar Asakusa tidak terlalu mahal.

tagihan restoran sushi maguro bito asakusa
Disini warna piring menentukan harga seporsinya. Paling mahal warna oranye, diikuti biru, hijau, putih. Sudah seperti item rarity di game RPG.

Keliling Kuil Sensoji di Asakusa (金龍山浅草寺 Kinryū-zan Sensō-ji)

Sejatinya, di kota Tokyo banyak kuilnya. Maklum disini banyak pemeluk Buddha. Kuil Sensō-ji ini salah satunya. Mengingat letaknya yang di tengah kota, menjadikan kuil ini termasuk yang paling banyak dikunjungi wisatawan.

pemandangan pusat jajanan kuil asakusa sensoji tokyo
Pusat jajanan di jalan Nakamise-dori didepan kuil Sensoji Asakusa. Cinderamata hingga kuliner banyak dijual disini.

Perjalanan menuju sensoji digugah oleh pasar tradisional yang menjual berbagai macam suvenir hingga kuliner. Gw tiba pada hari Sabtu, lantas banyak wisatawan lokal maupun mancanegara memadati tempat wisata ini.

menara lima lantai kuil sensoji asakusa
Menara lima lantai di kuil Sensoji Asakusa.

Kita tidak sampai masuk ke kuilnya, hanya di pelatarannya saja. Teman gw sempat mencoba “Kertas Peruntungan Amekoji”, basically hanya mengambil lembaran yang isinya tulisan, kalau dapat keuntungan, disimpan, kalau dapat sial, harus diikat di sebuah tiang.

tiang tempat mengikat kertas peruntungan omikuji
Kalau dapat kertasnya sial, ikat kertasnya di tiang ini.

Selesai bermain di pelataran, kita keluar dari kuil sambil mencari jajanan di seputar pasar tradisional. Ada tukang es krim, harganya 400 Yen, enak dan lembut es krimnya.

es krim pusat jajanan kuil sensoji
Di seputaran pusat jajanan kuil Sensoji, ada es krim yang lembut, dan tidak terlalu manis.

Setelah es krimnya habis sebelum mencair, kita langsung kembali ke hotel untuk istirahat.

Sang resepsionis hotel, secara mengejutkan, bisa berbahasa Inggris. Kejutan lainnya? Bahasa Inggrisnya logat British! Mungkin lama tinggal di Inggris.

Selebihnya di perjalanan gw selama 9 hari di Jepang.

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.