Seringkali orang-orang dibingungkan dengan pengertian dan perbedaan UI dan UX. Dan tidak jarang pula keduanya disangkut-pautkan. Ya memang sebenarnya definisi UI dan UX tak jauh berbeda dan bahkan saling berkesinambungan. In a nutshell, UI singkatan dari User Interface adalah apa yang dilihat, sementara UX singkatan dari User eXperience adalah apa yang dirasakan.
Pengertian UI (User Interface)
UI adalah User Interface, atau dalam bahasa Indonesianya: tampilan antarmuka. UI memiliki bentuk yang dapat dilihat User yang akan menggunakan suatu perangkat.
User Interface berbicara mengenai apa yang dilihat.
Desainer UI
Pekerjaan yang terkait dengan UI adalah UI Designer. Disini tugasnya UI Designer yakni … ya mendesain bentuk UI. Menggambar bentuk, membangun sebuah interface.
Pengertian UX (User eXperience)
UX adalah User eXperience, atau dalam bahasa Indonesianya: pengalaman pengguna (yes, literally). Karena UX itu berbicara mengenai pengalaman, maka UX tidak memiliki bentuk yang dapat dilihat, melainkan ia hanya dapat dirasakan.
User eXperience berbicara mengenai apa yang dirasakan.
Desainer UX
Desainer UX tugasnya adalah men”desain” pengalaman yang terbaik untuk para User. Intinya adalah gak bikin User repot dalam menggunakan sebuah interface.
Contoh kesinambungan antara UI dan UX
Bagaimana keduanya saling berhubungan? Lebih gampangnya gw coba sedikit bercerita:
- Seorang User ingin mengambil air,
- User melihat sebuah keran air,
- User kemudian membuka keran air dengan memutar kenop,
- Air mengalir dari mulut keran dan User mendapatkan apa yang diinginkan, yakni air.
Warna biru adalah contoh UI, warna oranye adalah contoh User eXperience. Disini User berinteraksi dengan sebuah interface keran air, kemudian dari interaksi tersebut didapat pengalaman/kesan: bahwa untuk mendapatkan air dari keran, harus memutar kenop terlebih dahulu.
Bicara mengenai desain, sebuah keran air bisa memiliki banyak interface: ada yang desain kenopnya diputar, ada juga yang model diangkat.
See? Dari keran air saja desainnya bisa berbeda, yang menghasilkan pengalaman yang berbeda pula (diputar atau diangkat) namun tujuannya sama: mendapatkan air.
Berkembangnya desain User Interface berangkat dari User eXperience
Dari contoh cerita keran air ini, seorang Desainer UI medesain sebuah keran air. Selesai didesain, kirim ke manufaktur, produksi, jual ke pasar, selesai.
Seiring berjalannya waktu, ditemukan pengalaman: bahwasanya User yang ingin mencuci tangan dengan keran air, diharuskan menyentuh keran sebanyak minimal 2x. Pertama untuk membuka air, kedua untuk menutup air. Dari segi higienitas, kenop keran air tentu termasuk bagian paling kotor karena sering dipegang oleh User. Dari segi ergonomis, repot karena harus memutar kenop berkali-kali.
Disinilah Desainer UX berperan, meneliti pengalaman-pengalaman User, baik itu dari pengalaman sendiri, obrolan, ataupun dari medsos. Kemudian dari hasil penelitian disampaikan ke Desainer UI: “eh User itu maunya begini begono”, atau “eh, kalo kita bikinnya begini, jadinya lebih praktis lho”. Nah, Desainer UI dan UX kemudian putar otak untuk menemukan solusi.
Singkat cerita, mungkin dapat ide dari pintu mall otomatis yang bisa terbuka kalau ada orang, ditemukanlah keran air model otomatis, yang menggunakan sensor. Model ini jelas merupakan solusi dari higienitas (gak perlu nyentuh keran air) dan kepraktisan (tinggal menjulurkan tangan ke bawah mulut keran).
Itulah salah satu contoh cerita bagaimana UI dan UX saling berkaitan, sengaja gw ambil contoh sederhana, keran air, supaya gampang dicerna.
PS: Artikel-artikel eksternal mengenai perbedaan UI dan UX bisa dilihat di link berikut: