Pengalaman outing transcosmos indonesia yang ke-2. Ya, tepatnya sebulan sebelum gw memutuskan resign untuk mencari pengalaman baru dan berbeda diluar, beruntung gw kebagian merasakan piknik yang kedua kalinya.
Piknik kali ini tujuannya adalah Grafika Cikole di Lembang, berlokasi tepat sebelum memasuki kawasan hutan di gunung Tangkuban Perahu.
Persiapan Outing
Seperti biasa, seluruh peserta outing berkumpul di kantor di Graha Lestari pada pukul 08.00 pagi. Sebelum berangkat, naik dulu ke lantai 6 kantor untuk meninjau persiapan panitia, bantu-bantu ngangkat barang juga (tepatnya sih cuma bawain bola sepaknya Manajer-san).
Kumpul, absen, masuk ke bus, lalu langsung mengarah tol dalam kota melalui Tomang. Tapi sayangnya, sang Navigator kali ini melewatkan tikungan, sehingga dari Tanah Abang 2 yang mestinya belok kanan di Cideng malah keterusan sampai Jalan Belawan yang sempit, akhirnya terpaksa lewat kolong jembatan Tomang baru belok di Jalan Ternate.
Perjalanan
Di hari sabtu yang cerah itu, jalan tol juga padat terutama di daerah Cikampek, sampai ke kawasan Bekasi Timur yang penuh pabrik. Rencana berhenti di KM 39 pun gagal lantaran penuh, akhirnya tahan sedikit sampai KM 57.
Kali ini, kita nggak lewat tol Cipularang, tapi lewat Cipali, keluar di GT Kalijati, lanjut masuk ke kota rute Subang, Ciater, Tangkuban Perahu, keluar hutan langsung tiba di Grafika Cikole.
Keluar dari tol Kalijati pun kita berkaraoke di bus, dengan pemandangan hutan karet yang khas di daerah itu.
Perjalanan mulai menanjak selepas melewati kota Subang. Perkebunan milik warga menghampar di kanan kiri jalan, menambah syahdu petualangan kami ke tengah hutan Tangkuban Perahu.
Tiba di TKP
Sekitar pukul 12.00 kami sampai di lokasi. Udara dingin mulai terasa, khas pegunungan dengan bau daun, sayangnya terganggu asap knalpot bus setibanya di tempat parkiran. Tidak menunggu lama, kami menuju aula Grafika Cikole untuk makan siang, yang rupanya kami juga bersama rombongan pariwisata lainnya berlibur ditempat yang sama, tapi tentunya dengan prasmanan makan siang yang sudah di beri nama kelompok masing-masing.
Panitia bilang kalau kami baru bisa menempati tenda tempat nginap nanti jam 14.00, berhubung masih ada waktu untuk makan siang, kami juga shalat zuhur dulu, sambil bersantai di aula. Ada teman yang naik ke panggung joget bareng sang MC.
Menjelang jam 14.00 pendakian menuju tempat penginapan pun dimulai. Jaraknya kurang lebih 500 meter dari tempat parkir, dengan bawaan yang berat, beberapa yang camper mungkin sudah biasa mikul ransel gunung yang beratnya puluhan kilogram sejauh puluhan kilometer, tapi tidak berlaku bagi sebagian dari kami, yah untungnya sih masih muda semua.
Sesampainya di atas, kami bergerak ke tenda masing-masing, mengenalkan diri dengan suasana tenda kanvas dan kasur gembos, memang sekali-sekali butuh ngerasain yang namanya berkemah.
Games
Serangkaian acara menunggu kami, pihak grafika cikole memang menawarkan paket acara fun and games ala anak SD.
Dikelilingi hutan pinus dan dinginnya udara pegunungan, gw puas-puasin menghirup oksigen yang lebih pekat, dibanding di kota yang lebih tipis, semua rasa stress hilang ditelan kabut.
permainannya melibatkan konsentrasi, dan sedikit keberuntungan, kalau salah, disetrap. Makanya gw play innocent, anggep gak ngerti peraturannya seperti apa, tapi untungnya juga nggak pernah salah sih.
Ada juga mannequin challenge, tapi videonya yang buat teman gw jadi musti cari youtubenya dulu baru bisa post dimari.
Anyway, permainan berlanjut sampai ashar, udara makin dingin, istirahat dan sambil menikmati segelas pop mie pemandangan kota Bandung yang sayangnya kehalang tebing keraton.
Night at the Forest
Malam tiba, di hutan dengan penerangan seadanya menambah syahdu outing kali ini. Tidak ada rumah kayu seperti outing sebelumnya, biarpun WC nya sudah dibuat pakai beton, lengkap dengan “penjaga” laba-laba di setiap sudut langit-langit.
Malam itu, untuk menambah hangatnya suasana, ada makanan ringan, risoles, lemper, dan kemudian main course nya adalah kambing guling.
Manajer-san memberikan sambutan dan ucapan terima kasih atas kerjasamanya selama ini, dan diharapkan kedepannya TCID lebih baik lagi.
Acara dilanjutkan dengan memutar video kompilasi aktivitas anak-anak TCID selama bekerja. gw juga kena sorot pastinya, beruntung imejnya positif.
Sebenarnya acara dilanjutkan sampai tengah malam di tengah hutan ini, tapi karena teman satu tenda gw ngajak main kartu di tenda, jadinya gw kumpul di tenda, diterangi lampu LED yang digantung di tengah tenda, terangnya cukup hingga menerawangi angka yang tertempel di kartu, baterai alkaline AA menambah dahsyatnya lampu LED mini ini.
Malam itu, tenda tetangga sebelah ramai, rupanya pada habis nenggak bir. Gw denger karena posisi tidur gw di pinggir persis tenda sebelah. Cukup mengganggu emang, mana kasurnya lumayan bikin pegal karena busanya terlalu empuk.
Embun Pagi
Pagi subuh masih gelap, bangun langsung ke mushalla di bawah. Dengan dibekali senter LED, dan penerangan lampu taman di sepanjang jalan. Mushalla ala rumah panggung ber-alaskan kayu dan alas sajadah yang hangat, wudhu dengan air gunung yang dingin, benar-benar membuat stress hilang.
Sembari menunggu hari mulai terang untuk jogging, ada yang nyeduh pop mie, makanan kecil, ada juga yang mandi, biar gak terlalu kedinginan. Tapi memang dasarnya kita anak kota, ada satu kebutuhan yang gak mungkin terlewatkan
Biasa, masalah baterai, smartphone-smartphone yang haus daya pagi hari keok semuanya. Beruntung Nokia Lumia 1020 lagi mode airplane, lalu HP kedua gw Galaxy J1 2016 juga sangat irit baterai, masih banyak isinya.
Jogging dan Outbound
Sekitar jam 06.30 matahari mulai menyinari dari balik lebatnya hutan pinus tempat kami camping, kami lalu mulai berjalan kaki, mengarah ke hutan, menuju pinggir tebing dimana kita bisa melihat kota Lembang dari kejauhan.
Bicara soal pemandangan, di pinggir bukit ini kurang begitu bagus, pemandangan kota Lembang dan Bandung terhalang sama sekali. Jadinya hanya bisa melihat perkebunan warga.
Tidak ingin berlama-lama, kami bergegas kembali ke perkemahan, lalu kami diberitahu bahwa sarapan sudah siap di aula kemarin.
Setelah sarapan pagi, kami disuguhi outbound games seperti flying fox, rappelling, hingga jembatan tali. Gw tidak membawa HP kali ini karena takut terjatuh, jadi sayangnya tidak ada yang terdokumentasi.
Outbound games kali ini pakai voucher, masing-masing orang pegang 3, jadi bebas milih 3 permainan, lumayan sih, meskipun kurang begitu puas, dan tidak ada paintball gun kali ini.
Selesai semuanya, tiba saatnya untuk bersiap pulang, mandi, beres-beres, makan siang, hingga kembali ke Jakarta melalui rute yang sama ketika pergi, yakni Subang, kemudian tol Cipali, bebas hambatan.
Persiapan Pulang
Sepanjang perjalanan, hampir semuanya tertidur, sudah bisa ditebak, stamina habis buat outbound games tadi pagi, juga perasaan sedih karena harus kembali ke hutan beton dan kerasnya kehidupan di Ibukota.
Ke Bandung lewat Cipali merupakan keputusan yang tepat, nggak perlu menghadapi macetnya Lembang dan semrawutnya kota Bandung, kami pun berhasil kembali ke kantor pada jam 18.00, tidak terlalu malam bagi mereka yang mengejar kereta.
Sekian sudah, outing yang kedua dan terakhir di Transcosmos Indonesia. Pengalaman yang tak terlupakan, persis di bulan Januari 2017, yang juga bulan terakhir gw bekerja di tempat itu. Terima kasih pada teman-teman TCID yang sudah membuat memori ini menjadi salah satu yang tidak terlupakan.
Tidak lupa juga gw ucapkan terima kasih pada teman-teman yang sudah mengkoordinasikan outing kali ini, karena sayangnya mereka sudah keburu resign sebelum outing ini berjalan.